Dance Dance Revolution Teal Glitter

Sabtu, 02 Februari 2013

Classical Music part 2


Misteri Efek Musik Mozart Terhadap Kesehatan dan Kecerdasan

        Apa keistimewaan dari musik karya Mozart selain untuk hiburan? Para ilmuwan di seluruh dunia telah menyatakan bahwa musiknya dapat membuat orang lebih cerdas dan meningkatkan kesehatan. Bahkan hewan seperti sapi dan tanaman juga menyukai musiknya!
Sebuah perusahaan di Jerman mengatakan musik Mozart dapat memperlancar pembuangan limbah! Mari kita lihat di berbagai studi dan penelitian dalam efek Mozart.

a) Intelijensia
       Istilah Mozart effect (efek Mozart) diciptakan pada 1995 oleh para ilmuwan di Universitas California yang menemukan bahwa ternyata siswa mendapat nilai yang lebih baik pada tes IQ spasial setelah mendengarkan musik Mozart. Para ilmuwan juga mencoba musik trance, musik minimalis, audio-books, dan instruksi relaksasi, namun tidak ada yang berpengaruh seperti musik Mozart.
Frances Rauscher, Gordon Shaw, dan Katherine Ky dari Pusat Neurobiologi Pembelajaran dan Memori, menulis dalam makalah mereka yang diterbitkan dalamNeuroscience Letter bahwa, “Setelah 36 mahasiswa mendengarkan Sonata (duo piano) K. 448 karya Mozart selama 10 menit, mereka berhasil mencetak 8 – 9 poin lebih tinggi pada subtes IQ spasial Skala Kecerdasan Stanford-Binet dibandingkan setelah mereka mendengarkan instruksi relaksasi atau tidak mendengarkan apa-apa. Kegiatan ini hanya berlangsung 10-15 menit”.
Studi selama lima hari, yang menguji 79 siswa, juga mencatat peningkatan dramatis dari hari pertama ke hari kedua, yaitu peningkatan 62% bagi kelompok pendengar Mozart, 14% bagi kelompok diam (kelompok yang tidak mendengarkan apa-apa), dan 11% bagi kelompok campuran (kelompok yang mendengarkan jenis musik dan rekaman lain). Studi ini menyimpulkan bahwa respon korteks terhadap musik Mozart ialah sebagai bahasa internal untuk meningkatkan fungsi otak.

b) Produksi Susu
       Seperti dilaporkan dalam sebuah artikel pada 2007 oleh media Spanyol, El Mundo, sapi di sebuah peternakan di Villanueva del Pardillo, Spanyol, menghasilkan 30 – 35 liter (sekitar 8-9 galon) susu per hari, dibandingkan dengan hanya 28 liter di pertanian lainnya.
Menurut pemilik Hans-Pieter Sieber, ini adalah berkat Concerto for Flute and Harp in D karya Mozart, yang diperdengarkan kepada 700 ekor sapinya pada saat pemerahan. Ia juga mengklaim bahwa susunya memiliki rasa yang manis. Dan kini, para petani mulai dari Israel hingga Inggris semuanya memperdengarkan musik klasik bagi sapi mereka! Menurut kabar, biarawan di Brittany, Prancis, adalah orang pertama yang menyuruh untuk memperdengarkan lagu Mozart kepada para sapi, menurut ABC News.
c) Kesehatan Bayi Prematur
Pada Januari 2010, jurnal Pediatrics menerbitkan sebuah studi oleh para ilmuwan Israel yang menunjukkan bahwa musik Mozart membantu proses kelahiran bayi prematur lebih cepat dengan berat badan normal. Para peneliti memutar sekitar 30 menit musik Mozart kepada 20 bayi prematur di Tel Aviv Sourasky Medical Center selama dua hari berturut-turut dan ternyata mereka memiliki berat badan yang lebih besar daripada bayi-bayi prematur lainnya yang tidak mendengarkan musik.
Para dokter mencatat bahwa bayi yang mendengarkan musik menjadi lebih tenang, sehingga mengurangi pengeluaran energi saat beristirahat (Resting Energy Expenditure – REE). “Paparan musik Mozart secara signifikan menurunkan REE pada bayi prematur yang sehat. Kami berspekulasi bahwa efek musik terhadap REE mungkin menjelaskan peningkatan berat badan sebagai hasil dari efek Mozart,” menurut kesimpulan para peneliti dalam makalah mereka.

     d) Pembuangan Limbah
   Pada 2010, sebuah pabrik pengolahan limbah dekat Berlin, Jerman, mengujicobakan sistem suara Mozart yang dibuat oleh perusahaan Jerman,Mundus. Musik karya Mozart The Flute Enchanted itu diperdengarkan bagi mikroba pemakan limbah.
Awalnya, pabrik hampir membatalkan percobaan setelah beberapa bulan. Namun setelah setahun, ketika tiba saatnya untuk membersihkan lumpur, pabrik mendapati bahwa mereka hanya mengangkut 6.000 meter kubik lumpur, bukan 7.000 meter kubik seperti yang biasa mereka lakukan. Detlef Dalichow, spesialis dalam manajemen air limbah, mengatakan kepada surat kabar Märkische Allgemeine, “Limbah lumpur yang harus kami angkut pergi secara signifikan telah berkurang.”
        Perusahaan diperkirakan mampu menghemat hingga 10.000 euro (sekitar 115 juta rupiah) untuk biaya pengangkutan lumpur. Mundus mengatakan bahwa dalam memutar musik Mozart, mereka berusaha menggunakan speaker besar sehingga tampak semirip mungkin dengan suara ruang konser.

    e) Pertumbuhan Tanaman
    Telah dilakukan percobaan memperdengarkan segala macam musik pada tanaman sejak 1970-an. Beberapa jenis musik mereka gemari, dan beberapa musik lainnya justru membuat mereka mati. Sedangkan musik Mozart merupakan salah satu musik favorit bagi tanaman.
           Salah satu eksperimen pertama antara tanaman dan musik terjadi pada 1973 ketika sarjana Dorothy Retallack menggunakan ruang control bionic yang diputarkan 2 channel radio yang berbeda. Dalam ruang pertama, tanaman harus mendengarkan musik rock selama tiga jam sehari. Sedangkan di ruang lain, radio memperdengarkan musik easy listening selama tiga jam sehari.
          Ternyata tanaman yang mendengarkan musik easy listening tumbuh lebih sehat, dan batang mereka mulai menekuk ke arah radio. Sebaliknya, tanaman yang mendengarkan musik rock, memiliki daun kecil dan bersandar jauh dari radio. Mereka tumbuh tinggi dan kurus, dan sebagian besar dari mereka mati setelah 16 hari.
         Retallack melanjutkan eksperimen dengan berbagai jenis musik. Tanaman bersandar jauh dari Led Zeppelin dan Jimi Hendrix tapi sepertinya lebih menghargai musik organ dan jazz karya Johann Sebastian Bach. Favorit mereka (tanaman), menurut Retallack adalah musik klasik India Utara yang dimainkan dengan sitar.

f) Kebun Anggur                                                  
    Pada 2001, demi mencari cara alami untuk menjaga tanaman anggurnya terbebas dari hama, pecinta musik Carlo Cignozzi mengatur speaker di sepanjang 24 hektar perkebunan anggur Tuscan, Il Paradiso di Frassina..
Dia memutar berbagai musik klasik, termasuk Mozart, kepada tanaman-tanaman anggurnya 24 jam sehari, dan mendapati bahwa anggur-anggurnya tampak lebih cepat matang. Cignozzi mengatakan bahwa anggur yang berjarak paling dekat ke speaker lebih cepat matang, dan hal ini hanya bekerja dengan musik klasik saja, dan bukannya musik pop atau rock.
Pada 2006, sebuah tim peneliti dari Universitas Florence melakukan penyelidikan lebih lanjut. Menurut profesor pertanian Stefano Mancuso, suara musik membuat anggur matang lebih cepat daripada mereka yang tidak terpapar musik. Musik juga memiliki efek positif pada pertumbuhan pohon anggur dan lebar daun per pohon anggur.

g) Tikus di Labirin
Frances Rauscher, salah satu ilmuwan yang berpartisipasi dalam studi “efek Mozart” yang pertama pada 1995, melanjutkan studi tersebut pada tikus pada 1998. Sekelompok tikus diperdengarkan musik Mozart ketika berada di rahim dan selama 60 hari setelah kelahiran. Kemudian ditemukan bahwa tikus ini lebih baik dalam menavigasi labirin dibandingkan kelompok lain dari tikus yang tidak diperdengarkan musik atau diperdengarkan musik lain.
       Penelitian yang dilakukan di Universits Wisconsin bersama dengan Desix Robinson dan Jason Jens yang diterbitkan dalam jurnal Neurological Researchini melaporkan: “Pada hari ke-3, tikus yang terkena ‘efek Mozart’ menyelesaikan labirin lebih cepat dan dengan lebih sedikit kesalahan dibandingkan tikus yang ditugaskan ke kelompok lain.”
Perbedaannya semakin meningkat setelah 5 hari. Hal ini menunjukkan bahwa paparan yang berulang dari musik yang rumit menginduksi peningkatan spasial-temporal belajar pada tikus, menyerupai hasil yang ditemukan pada manusia.”(Louis Makiello/Epochtimes/osc/erabaru news/icc.wp.com)

Musik Klasik Meningkatkan Kecerdasan
MUSIK adalah rasa seni, karena itu letaknya di otak kanan. Benarkah? Ada pula yang menyatakan musik itu permainan otak kiri, karena berkaitan dengan kecerdasan. Tetapi bukankah emosi juga memiliki tingkat kecerdasan dan karena itu seyogianya dia terletak pada otak kanan?
Tetapi, nyatanya banyak penelitian yang menyimpulkan bahwa mendengarkan musik, khususnya klasik, dapat meningkatkan IQ pendengarnya. Nosi ini kemudian dikembangkan ke anak-anak, bahkan sejak bayi masih dalam kandungan sang bayi sudah ’kenal’ dengan Mozart, Beethoven, Chopin atau Tchaikovsky
Musik yang tepat dalam suasana yang pas membantu mengurangi stres di tengah kemacetan yang merajalela. Tampaknya semuanya benar, dan telah dibuktikan secara ilmiah seperti dilaporkan berikut ini. Peneliti-peneliti dari Finlandia menemukan metode terbaru dalam mempelajari otak yang memproses aspek-aspek yang berbeda dalam musik, seperti ritme, tone, dan ’warna’ musik. Dari medicalnewstoday, penelitian tersebut menjadi pelopor dalam melihat luasnya jaringan dalam otak termasuk bagian yang mengatur motorik, emosi, dan kreativitas yang dipengaruhi oleh musik saat didengarkan. Penelitian tersebut menggunakan musik tango dari Argentina, yang merupakan penelitian pertama yang menggunakan musik dengan alat musik sungguhan, bukan seperti lagu tekno dan trance dalam pengujian. Dengan algoritma khusus saat mengamati otak, dicatat hasil yang cukup menakjubkan. Musik tidak hanya mempengaruhi bagian pendengaran atau auditori.
Namun ternyata juga mempengaruhi bagian jaringan otak lainnya khususnya motorik. Hal ini yang kemudian membuktikan adanya keterkaitan suatu aliran musik dengan tarian atau gerakan khusus. Belum lagi bagian emosi dan kreativitas, dimana penelitian ini membuktikan bahwa orang dalam mencari mencari ide, inspirasi atau solusi dalam suatu masalah yang dihadapi sambil mendengarkan lagu. Disimpulkan, memang musik membawa dampak positif di atas seperti meningkatkan IQ dan mengurangi stres terjadi. Bila stres atau tidak menemukan jalan keluar dari suatu masalah, coba dengarkan musik. Siapa tahu akan muncul ide atau inspirasi untuk menyelesaikannya. Atau mungkin untuk menghilangkan grogi sebelum tampil di publik untuk berpidato atau menyampaikan presentasi di hadapan bos atau klien! Maka, tidak usahlah dipertengkarkan lagi bahwa kecerdasan musik itu berada di otak kanan atau kiri.


Efek Musik Klasik Mozartuntuk Anak
Memperdengarkan musik kepada janin akan merangsang peningkatan jumlah sel-sel otaknya. Setelah lahir, rangsangan musik dapat memicu percabangan sel-sel otaknya, melatih konsentrasi, dan mengasah daya nalarnya.

Mulai usia 10 minggu, janin sudah bisa mendengar suara-suara dari tubuh ibunya, seperti detak jantung, desir aliran darah, dan bahkan belaian pada perut ibu. Selanjutnya, sekitar usia 16 minggu, janin mulai bisa mendengar suara-suara dari luar tubuh ibu. Anda bisa membuktikannya dengan mengajak janin bicara ataupun memperdengarkan musik jenis apa saja. Sebagai reaksi, ia akan bergerak-gerak yang menandakan otaknya dapat menerima rangsangan dari luar. Hal ini tentu saja membuat ibu bahagia karena itulah tanda kehidupan di dalam rahimnya berjalan baik, dan bayi kecilnya kini sudah bisa diajak “berkomunikasi”.
Selain suara ibu, ayah, atau kakak si bayi, musik adalah bentuk rangsangan yang paling disarankan untuk memicu pertumbuhan sel otak janin. Seluruh anggota keluarga dapat menyanyi bersama atau rajin-rajinlah ibu memperdengarkan musik bagi janinnya. Tentu saja, pilih lagu dan musik yang bernada riang serta menenangkan, karena nuansa ini mampu menciptakan emosi yang seimbang, baik bagi janin maupun ibu. “Wanita hamil yang tidak stres dan tenang, tentu detak jantungnya akan lebih teratur. Keteraturan irama ini akan menenangkan bayi dalam kandungannya, yang bahkan juga bermanfaat saat persalinan,” kata Dra. Louise M. M. Psi, dari RSAB Harapan Kita, Jakarta, yang menekuni terapi musik bagi ibu hamil dan anak-anak.


KLASIK TERBUKTI EFEKTIF
Menurutnya, apapun jenis musik itu, selama berirama tenang dan mengalun lembut, pasti akan memberi efek yang baik bagi janin, bayi dan anak-anak. Jadi, oke saja kalau ibu pilih mendengarkan musik jazz, pop, atau tradisional selama hamil. “Hanya saja, musik klasiklah yang sudah diteliti secara ilmiah dan terbukti dapat meningkatkan kecerdasan anak. Sedangkan untuk jenis musik lainnya belum pernah”. Gubahan musik klasik ini, bila rajin diperdengarkan pada janin, akan memberikan efek keseimbangan emosi dan ketenangan. Dengan demikian, setelah lahir ia akan tumbuh menjadi anak yang tidak cengeng dan mudah berkonsentrasi. Dengan modal ini, kemampuan bicaranya akan ikut terpacu, disusul kemampuan bersosialisasinya yang muncul lebih cepat.
Dengan kemampuan berkonsentrasi yang tinggi, anak juga lebih mudah menyerap informasi yang didapat dari lingkungan. “Nah, semakin banyak informasi yang dimilikinya, tentu semakin cerdas pula anak tersebut. Ini karena musik klasik bisa merangsang perkembangan otak anak, terutama yang berkaitan dengan daya penalaran, logika, dan kemampuan matematisnya.” Di usia sekolah, kemampuan berkonsentrasi ini tentu sangat berperan dalam membentuk prestasi, karena “Anak akan lebih mudah belajar,” papar Louise. Seperti kita ketahui, keluhan yang paling banyak disampaikan orang tua mengenai anak-anak usia sekolah adalah kurangnya kemampuan berkonsentrasi ini. Jika terapi musik ini diikuti dengan benar, besar kemungkinan anak-anak akan terhindar dari hal tersebut.
Namun, tak perlu khawatir kalau semasa hamil, ibu belum sempat memanfaatkan terapi musik ini, sebab, “Terapi musik tetap bisa dilakukan mulai sampai anak berusia 3 tahun, bahkan lebih,” ungkap Louise. Jadi, tidak ada kata terlambat untuk segera memulainya. Untuk anak-anak yang sudah lebih besar, ada baiknya untuk mulai diperkenalkan dengan alat musik, sehingga mereka bisa bermain musik untuk dirinya sendiri.

MUSIK YANG DIANJURKAN DAN TIDAK
Namun, nyatanya tidak semua musik dianjurkan untuk diperdengarkan pada janin, bayi dan balita. “Yang tidak disarankan adalah musik dengan irama keras dan cepat, seperti irama rock, disco, serta rap. Musik yang terlalu keras akan membuat mereka tegang dan gelisah,” tambahnya. Jadi, bukan jenis musiknya yang boleh atau tidak boleh, tapi beat atau iramanya. Kalau pakar menganjurkan kita untuk menyimak dan memperdengarkan musik klasik, itu karena komposisinya yang sangat lengkap dan harmonis.
Lalu, bagaimana dengan orang tua yang tidak menyukai musik klasik?.
“Bisa jadi sebenarnya mereka bukan tidak suka, tapi tidak menyadari bahwa selama ini musik klasik selalu hadir dalam kehidupannya. Perhatikan, deh, saat menonton film kartun di teve, musik yang mengiringi biasanya jenis musik klasik,” tanggap Louise. Jadi sebaiknya orang tua belajar untuk mulai menyukainya lebih dulu. “Kalau ternyata tetap tidak suka, pilihlah jenis musik lain sepanjang iramanya mengalun lembut.” Setelah bayi lahir, jenis musik yang diperdengarkan sebaiknya disesuaikan dengan kondisi saat itu. “Menjelang ia tidur, pilihlah musik instrumental yang tenang dan lembut. Dengan begitu, anak dapat segera terlelap,” saran Louise lagi. “Sebaliknya, untuk menemani anak bermain, pilih musik yang bernada riang dan gembira, sehingga ia merasa bersemangat untuk melakukan aktivitasnya”.

Mozart, Terbukti Paling Positif
Dari sekian banyak karya musik klasik, sebetulnya gubahan milik Wolfgang Amadeus Mozart (1756-1791) yang paling dianjurkan. Beberapa penelitian sudah membuktikan, musik-musik karyanya memberikan efek paling positif bagi perkembangan janin, bayi dan anak-anak. Penelitian itu di antaranya dilakukan oleh Dr. Alfred Tomatis dan Don Campbell. Mereka mengistilahkan sebagai “efek Mozart”. Dibanding gubahan musik klasik lainnya, melodi dan frekuensi yang tinggi pada karya-karya Mozart mampu merangsang dan memberdayakan daerah kreatif dan motivatif di otak. Yang tak kalah penting adalah kemurnian dan kesederhaan musik Mozart itu sendiri. Komposisi yang disusunnya telah berhasil menghadirkan kembali keteraturan bunyi yang pernah dialami bayi selama dalam kandungan. “Namun, tidak berarti karya komposer klasik lainnya tidak dapat digunakan, lo,” tukas Louise.

Efek Mozart

Dengan memperdengarkan Mozart secara teratur semenjak masa kehamilan, akan banyak efek positif yang bisa didapat. Di antaranya :

  • Orang tua dapat berkomunikasi dan bersambung rasa dengan anak bahkan sebelum ia dilahirkan.
  • Musik ini dapat merangsang pertumbuhan otak selama masih dalam rahim dan pada awal masa kanak-kanak.
  • Memberikan efek positif dalam hal persepsi emosi dan sikap sejak sebelum dilahirkan.
  • Mengurangi tingkat ketegangan emosi atau nyeri fisik.
  • Meningkatkan perkembangan motoriknya, termasuk lancar dan mudahnya anak merangkak, berjalan, melompat dan berlari.
  • Meningkatkan kemampuan berbahasa, perbendaharaan kata, kemampuan berekspresi, dan kelancaran berkomunikasi.
  • Meningkatkan kemampuan sosialnya.
  • Meningkatkan keterampilan membaca, menulis, matematika, dan kemampuan untuk mengingat serta menghapal.
  • Membantu anak membangun rasa percaya dirinya.

cr  : berbagai sumber


Tidak ada komentar:

Posting Komentar